Showing posts with label Menulis Content. Show all posts
Showing posts with label Menulis Content. Show all posts

Thursday, January 11, 2018

Menulis Artikel SEO Seperti Menulis Essay

Menulis Artikel SEO Seperti Menulis Essay


Artikel SEO berarti artikel yang menurut penilaian atau penjurian Google pantas atau layak mengamankan posisinya untuk bertengger atau nangkring di urutan # 1 dan di halaman # 1 berdasarkan kesesuaian kata atau frase kunci dan hasil uji kualitasnya dalam berbagai hal baik on page atau off page.

Asal menulis artikel atau posting saja tidaklah cukup, apalagi zaman sekarang yang katanya zaman now pastinya kompetisi kian menantang, bukan hanya di dunia real saja, tapi juga di internet. Nulis atau postingnya apa saja sih sudah betul, tapi ya setidak - tidaknya jangan ngasal sampai sebegitunya. Mana ada blogger sukses usahanya asal - asalan, "nulis ga nulis yang penting posting".

Untuk itu, mari perlahan - lahan kita coba penulisan artikel SEO yang nampak mudah dengan gaya essay.

Artikel SEO seperti essay itu yang bagaimana?

Beberapa pakar ada yang berpendapat bahwa artikel SEO yang baik itu minimal terdiri dari 500 kata, lebih dari itu pastinya lebih baik. Jika jauh lebih pendek atau kisarannya hanya kurang lebih 150 kata itu bukan essay tapi paragraf, sedangkan essay panjangnya bisa mencapai kurang lebih 500 kata yang terdiri dari beberapa paragraf. Ini selaras dengan Karim dan Rachmadie yang menyatakan bahwa:

A paragraph usually consists of approximately 150 words while an essay of more or less 500 words. A paragraph writting consists of just one paragraph while an essay writting consists of severals paragraphs.

Kalau memang seperti itu, maka ada beberapa bagian yang perlu dicermati dalam penulisan artikel SEO yang baik untuk Google maupun untuk pembaca. Oshima (1981: 77) dan Langan (1986: 10) dalam Karim dan Rachmadie membagi sebuah essay menjadi tiga bagian utama yaitu paragraf pembuka, inti atau badan essay dan penutup atau kesimpulan.

Nah, di dalam tiga bagian essay tersebut kita dapat dengan leluasa menyematkan fokus kata atau frase kunci yang sesuai. Seperti itulah kiranya artikel SEO yang dimaksud, fokus kata atau frase kuncinya terpenuhi dan standar minimal essaynya juga terpenuhi.

1. Paragraf pembuka


Dalam penulisan artikel SEO tentu ada paragraf pembuka sama halnya pada sebuah essay. Paragraf pembuka musti diawali dengan beberapa kalimat yang dapat menarik minat pembaca dan di dalamnya ada ide utama atau controlling idea yang akan dikembangkan ke dalam sebuah essay. Misalkan judul artikelnya seperti ini:

Kelebihan dan Kekurangan Hidup di Abad ke 12

Maka thesis statement dalam paragraf pembukanya seperti ini:

I. Hidup di abad ke 12 menawarkan kelebihan tertentu seperti standar hidup yang lebih tinggi, tetapi  juga memiliki beberapa kekurangan, seperti polusi lingkungan dan melemahnya nilai - nilai spiritual.

Sebagai kelebihan hidup di abad ke 12 dalam thesis statement adalah standar hidup yang lebih tinggi, sementara kekurangannya adalah polusi lingkungan dan melemahnya nilai - nilai spiritual.

Tiga point - point pendukung utama tersebut masih sangat umum dan masih bisa dibagi menjadi beberapa sub - sub point yang lebih sempit lagi untuk dijelaskan di dalam badan paragraf sehingga nantinya artikel bisa menjadi lebih panjang dan peluang menyematkan fokus kata atau frase kunci juga lebih banyak supaya artikel menjadi lebih SEO. Selain itu, cara ini sangat cocok untuk menyiasati trend artikel panjang.

Thesis statement dalam paragraf pembuka memegang peranan yang sangat penting bagi sebuah artikel karena yang ada di dalamnya adalah ide utama atau fokus essay yang berfungsi sebagai pemandu untuk pembaca sebab topik dan point - point yang akan dibahas di dalamnya disebutkan dengan jelas. Yang tidak kalah penting, jangan lupa untuk menyematkan fokus kata atau frase kunci di awal atau di tengah atau dibagian akhirnya, dan kalau bisa, apa yang menjadi ide utama atau fokus essaynya adalah kata atau frase kunci itu sendiri.

2. Inti atau badan essay

Beberapa essay setidak - tidaknya punya dua point - point pendukung yang panjangnya dikembangkan lebih dari dua paragraf - paragraf terpisah yang disebut inti atau badan essay.

Seperti dalam thesis statement atau thesis sentence ada tiga ide utama atau fokus dalam Kelebihan dan Kekurangan Hidup di Abad ke 12 yang masih sangat umum menjadi lebih sempit lagi seperti dalam draft atau outline berikut ini:

II. Kelebihan hidup di abad ke 12 yaitu standar hidup yang lebih tinggi

     A. Lebih banyak uang untuk sedikit kerja keras
        1. Banyak pekerja kantoran dibanding buruh kasar
        2. Gaji atau upah yang lebih tinggi
        3. Meningkatnya pelayanan pemerintah
           a. Keamanan sosisal
           b. Asuransi disabilitas

    B. Harapan hidup yang lebih panjang
       1. Penanganan kesehatan yang lebih baik
          a. Banyak rumah sakit, dokter dan perawat
          b. Kemajuan dalam teknologi medis
       2. Perkembangan nutrisi
       3. Lebih banyak waktu luang

    C. Kenyamanan moderen
      1. Komunikasi
         a. Telepon
         b. Radio dan televisi
      2. Mesin pembantu rumah
         a. Mesin cuci
         b. Vacum cleaner
      3. Transportasi yang lebih cepat

III. Kekurangan pertama hidup di abad ke 12 yaitu meningkatnya polusi lingkungan

     A. Polusi udara
        1. Asap
        2. Radio aktif nuklir

     B. Polusi air
        1. Limbah kimia pabrik
           a. Ikan mati
           b. Sumber air minum terkontaminasi
        2. Tumpahnya minyak kapal
        3. Saluran pembuangan dari kota

IV. Kekurangan kedua hidup di abad ke 12 yaitu melemahnya nilai - nilai spiritual

     A. Budaya materialistis
     B. Kepercayaan ada di dalam science dan juga agama

Sumber outline: Oshima (1981:8687) dalam Karim dan Rachmadie.

Wah, jadi lumayan panjang ya draft badan essay yang cuma terdiri dari tiga point - point pendukung utama saja, bagaimana kalau lebih dari tiga? ya bisa lebih panjang lagi:)

Nantinya, paragraf - paragraf yang ada dalam badan atau inti essay ditulis sesuai dengan draft atau outline tersebut, dan jika merasa artikelnya sangat panjang untuk dituliskan dalam satu halaman web maka bisa dibagi menjadi tiga halaman melalui beberapa laman tambahan dan link internal sehingga bisa meningkatkan page view. Selain itu, mengaitkan link internal dengan topik artikel yang selaras membuat artikel menjadi lebih SEO karena membantu pembaca menemukan atau menavigasi artikel yang mereka cari.

3. Paragraf kesimpulan

Paragraf kesimpulan berisi rangkuman tentang apa yang dituangkan dalam thesis statement atau thesis sentence, point - point pendukung utama, atau yang menjadi subjek dalam essay secara singkat atau gampangnya clossing statement dari sebuah topik yang di bicarakan atau dibahas. Contoh paragraf kesimpulan sesuai thesis statement dan point - point pendukung utama yang sudah dijelaskan tadi sebagai berikut:

V. Kesimpulannya, walaupun abad ke 12 tentunya memberi kita banyak kelebihan dengan membuat kita menjadi lebih kaya, lebih sehat dan lebih bebas menikmati hidup, namun menurut pendapat saya, tidak membuat kita menjadi lebih bijak. Abad ke 12 juga membuat bumi kita menjadi lebih kotor dan nilai - nilai spiritual dalam hidup kita menurun.

Anyway, kalau kita perhatikan artikel - artikel SEO yang muncul paling tidak di halaman # 1 mesin telusur dan apalagi yang dapat posisi # 1, selain artikel - artikelnya benar - benar membantu, draft atau outline artikelnya juga sangat baik. Entah mereka membuat draftnya lebih dulu sebelum menulis atau mereka menulisnya begitu saja?

Kesimpulan

Artikel SEO penulisannya mirip seperti menulis essay yaitu ada paragraf pembukanya, ada inti atau badan paragrafnya dan tentu ada kesimpulannya. Karena dalam penulisannya yang begitu komplex, sebaiknya sebelum menulis artikel buatlah draft atau outlinenya terlebih dahulu agar pembahasan artikel menjadi lebih terarah dan pastinya lebih SEO.


Tuesday, June 7, 2016

Kreasi Tulis: Paraphrase Kiat Menulis Bebas Plagiarisms

Kreasi Tulis: Paraphrase Kiat Menulis Bebas Plagiarisms

Reduplikasi tulisan blog secara ekspres lalu menautkan link atau sumber artikel tertentu belumlah cukup membuat sebuah tulisan terbebas dari kesan plagiarisms. Tetap saja namanya penjiplakan atau penggandaan, pelakunya disebut plagiarist.

Alih bahasa tulisan asing dengan sedikit perubahan pada awal atau akhir kata maupun klausa, penambahan dan substitusi beberapa kata dengan padanan yang bermakna sama juga disebut plagiarisms. Hanya saja, duplikasi dengan cara ini terkesan agak berbeda dibanding totally plagiarisms.

Oshima & Hogue dalam bukunya 'Writing Academic' menyatakan:

Kalaupun sudah banyak kata telah dirubah penulis, jika struktur atau pola kalimatnya tidak dibuat berbeda, itu masih plagiarisms

Kreasi tulis semacam ini tidak akan memberi citra, kesan dan efek yang baik terutama bagi plagiarist itu sendiri.

Sedangkan objek dari plagiarisms juga tidak luput dari detektor web dan mesin jelajah Google juga imbasnya dengan adanya kesamaan tulisan dari segi struktur atau pola kalimat atau bahkan hingga titik dan komanya.

Penulis yang baik atau good writer pasti berpikir seribu kali melakukannya, atau paling tidak, selain menautkan sumber link, paraphrase menjadi pilihan utamanya.

Apa itu paraphrase? Merupakan kiat menulis dimana ide atau gagasan, tulisan atau naskah ditulis secara berulang dengan merubah jenis kata atau pola kalimat dalam paragraph secara sangat berbeda tapi inti sarinya tetap sama.

Menurut definisi Wikipedia:
paraphrase merupakan kaidah bahasa yang memungkinkan penulis mengekspresikan kembali suatu konsep dengan cara berlainan dari versi aslinya tanpa mempengaruhi makna yang tertuang di dalamnya.

Kiat ini mengarahkan seseorang untuk lebih fokus pada inti sari sebuah bacaan, lalu merubah jenis atau mengganti kelas kata serta struktur atau pola kalimatnya. Kalau perlu cari dan temukan juga padanan katanya.

Tentu akan merangsang otak selalu bekerja, melatih daya pikir dan membuat kita lebih kreatif dalam berkreasi ketimbang menduplikasi suatu tulisan secara utuh.

Merubah jenis atau mengganti kelas kata dapat dilakukan dengan mensubstitusi kata benda menjadi kata kerja contohnya pekerjaan jadi bekerja, kata benda menjadi kata sifat misalnya kejeniusan jadi jenius dan seterusnya.

Merubah struktur atau pola kalimat dapat dilakukan dengan mengubah kalimat aktif menjadi kalimat pasif, kalimat langsung menjadi kalimat tidak langsung, pertanyaan menjadi sebuah pernyataan dan lain sebagainya.

Mencari persamaan atau padanan kata juga hal yang perlu dilakukan sehingga nantinya hasil paraphrase dan tulisan aslinya begitu berbeda namun ide atau gagasan yang ingin disampaikan pada pembaca mengarah pada hal yang sama. Selain itu, parafrase yang berterima lebih pendek atau lebih ringkas dibanding bacaan versi orisinilnya.

Coba diperhatikan bacaan asli berikut ini:

Bahasa adalah media penghubung utama setiap orang. Namun, dari sekian banyaknya bahasa yang sudah dikembangkan justru sering membuat orang-orang semakin sulit memahami satu sama lain. Sudah sejak lama, orang-orang memiliki impian akan adanya bahasa internasional, bahasa yang universal dimana semua orang dapat memahami dan menggunakannya.

Berikut versi parafrasenya yang berterima:

Manusia berkomunikasi dengan bahasa, tapi terkadang tidak mempermudah komunikasi itu sendiri dengan beragamnya bahasa. Existensi bahasa yang mendunia, mudah dimengerti dan diterapkan adalah harapan mereka sedari dulu.

Versi parafrasenya yang kurang berterima:

Bahasa merupakan alat komunikasi utama yang menghubungkan setiap individu. Namun demikian, dengan banyaknya bahasa yang sudah ada malah sering kali membuat seseorang mengalami kesulitan memahami maksud atau makna bahasa yang mereka dengar hingga tidak jarang menyebabkan terjadinya salah paham. Sudah sejak dulu mereka memiliki harapan atau angan tentang keberadaan bahasa internasional, bahasa yang umum dan setiap orang bisa mengaplikasikannya atau paling tidak memahaminya.

Bandingkan hasil parahrase yang berterima dan bacaan aslinya, lebih ringkas namun tetap mengarah pada inti sari yang sama seperti bacaan aslinya kan? struktur atau pola kalimatnya juga berbeda. Sedangkan yang kurang berterima lebih panjang dibanding versi aslinya dan struktur kalimatnya juga masih sangat mirip.

Untuk lebih rincinya, kiat-kiat menghasilkan paraphrase yang berterima itu sebagai berikut:

1. Carilah target bacaan yang akan diparaphrase

Langkah awal, pilih target bacaan yang akan diparaphrase. Mencarinya bisa lewat internet, jurnal online, buku-buku, majalah atau koran dan lain sebagainya. Topiknya bebas sesuai selera atau tema blog.

2. Baca dan temukan terlebih dahulu inti sarinya

Selanjutnya, baca keseluruhan isi dan pahami inti sari bacaan karena dengan begitu akan lebih mudah membuat parafrasenya sesuai dengan kemampuan dan gaya bahasa kalian sendiri.

3. Mulailah membuat paraphrase/ parafrasenya

Kalau inti sari bacaan sudah dipahami, mulailah bahasakan bacaan dengan gaya bahasa sendiri. Bacaan bisa dibuat dalam cerita fiksi atau apa saja yang membuat inti sari sebuah bacaan disampaikan kembali dengan cara berbeda dan lebih fresh.

4. Rubahlah jenis atau kelas kata dalam bacaan

Saat membahasakan kembali suatu bacaan, perhatikan jenis atau kelas kata dalam bacaan versi aslinya. Setidaknya ada beberapa jenis atau kelas kata seperti kata benda, kata kerja, kata sifat dan keterangan.

Jika bacaan aslinya memakai kata benda misalkan kata "blog" bisa dirubah menjadi kata kerja "ngeblog", "inspirasi" jadi "menginspirasi" atau menjadi kata sifat "inspiratif". Kemudian ada beberapa jenis keterangan berdasarkan meaningnya yang bisa digunakan seperti keterangan tempat, keterangan waktu, keterangan cara, frekuensi dan negasi.

5. Rubahlah struktur atau pola kalimat bacaan

Perhatikan juga struktur atau pola kalimat bacaan aslinya, kalau menggunakan kalimat aktif rubah menjadi kalimat pasif, jika memakai kalimat langsung rubah menjadi kalimat tidak langsung atau indirect speech, kalimat positif jadi kalimat negatif dan lain-lain.

6. Carilah beberapa sinonim atau padanan kata

Selain merubah jenis atau kelas kata dan struktur atau pola kalimat, mencari persamaan atau padanan kata juga penting. Ini dimaksudkan untuk menghindari penggunaan kata-kata yang sama dengan bacaan versi aslinya dari segi pelafalan atau ejaan. Cara ini bisa menambah bobot atau nilai keunikan hasil parafrase.

7. Buatlah lebih ringkas dibanding versi aslinya

Setelah selesai, perhatikan lagi jumlah atau kuantitas kata dalam bacaan asli dan hasil paraphrasenya. Kalau lebih panjang dibanding bacaan aslinya, buatlah lebih pendek dengan menghapus kata atau kalimat yang tidak perlu atau rancu atau tumpang tindih.

8. Baca kembali hasil paraphrase yang dibuat

Supaya nantinya tidak terkesan buru-buru atau kurang teliti, bacalah kembali hasil paraphrase yang sudah jadi. Menjaga kemungkinan ada kata-kata yang salah sebab salah ketik, kalimat yang tidak lengkap dan lain sebagainya.

9. Tulisan sudah siap dipublikasikan di internet

Jika merasa yakin tulisan hasil paraphrase tadi layak untuk dipublish, maka tinggal cari atau buatlah gambar yang sesuai lalu publikasikan.

Kalau sudah terbiasa dengan kiat-kiat seperti ini, maka perlahan namun pasti keterampilan menulis semakin terasah, otak semakin encer, menulispun makin terasa enteng dan meyenangkan, Uniknya tulisanpun bisa jadi lebih ganas, bisa saja nangkring di kelas puncak Google's search engine.

Namun untuk membuat parafrase yang apik dan berterima membutuhkan waktu, tenaga, pikiran dan kuota internet yang lumayan banyak pastinya.

Kesimpulan

  • Paraphrase itu sama dengan menulis kembali suatu konsep dengan bahasa sendiri dengan merubah jenis atau kelas kata, merubah struktur atau pola kalimat dan menjadikannya lebih ringkas tanpa merubah inti sari bacaan yang tertuang di dalamnya.
  • Lebih mudahnya begini, mencari suatu bacaan lalu mengambil inti sari di dalamnya kemudian membahasakannya kembali dengan cara atau gaya bahasa sendiri.

Apa artikel ini membantu? suarakan opinimu di sesi komentar ya..:)

Pusing Mikirin Content? Tulis Apa Saja yang Penting Faedah


Awal mulanya, animo sebuah situs memang berakar dari nilai warta yang disuguhkan kepada para pemirsa media online. Makin bernilai tambah dan autentik kreasi tulis yang dipublikasikan, semakin memicu ketertarikan masal dan visitasi ke laman web.

Tindak-tanduk dan kepiawaian blogger jawara jangan ditanya lagi di bidang ini. Mereka memang pakarnya. Lantas, yang masih di kategori anyar bagaimana?

Tendensi para yunior sering kali berupaya meniti jejak Sang Jawara yang notabene professional menggeluti dunianya dalam keseharian. Kalau memang bisa, tidak masalah dan itu sah-sah saja. Tapi kalau sampai memberi kesan memaksakan diri karena ingin melampaui limit diri sendiri meniti jejak mereka, apa hal semacam itu buruk?

Jawabnya "Tergantung". Semuanya tergantung sudut pandang atau dari sisi mana seseorang menanggapinya. Setidaknya ada dua sisi atau perspektif yang umumnya ada yaitu perspektif yang cenderung memandang dari sisi baik dan sebaliknya.

Sisi baiknya, upaya yang demikian adalah cermin rasa haus pengetahuan, perangai gigih pantang menyerah. Penasaran ingin mengetahui apa yang belum diketahui lalu menjadikannya sebagai pengalaman dan selanjutnya untuk dikembangkan.

Sudut pandang negatif cenderung menanggapinya sebagai Si Kakatua, mengimitasi (pirating) apa yang orang lain bicarakan atau aksi ikut-ikutan dan yang ditakutkan berpeluang memberi imbas yang jelek terhadap apa yang sudah ada.

Jadi, untuk sahabat yang baru merintis blognya, yang ditulis tidak harus persis sama dengan lainnya untuk menarik visitasi pemirsa online. Tulis apa saja, yang penting faedah dengan tetap menjaga keautentikan tulisan.

Supaya nantinya tidak lekas jenuh dan pusing mikirin content blog, tuliskan yang menjadi keseharian atau apa yang paling dimengerti atau dikuasai atau yang benar-benar dicintai atau apa yang paling ingin dilakukan melalui blog.

Ibarat konstruksi sebuah hunian atau bangunan, mulailah dengan membikin pondasi terlebih dahulu. Jika tidak demikian, cepat atau lambat kalian pasti kehilangan ketertarikan terhadap apa yang dikerjakan. Kenapa begitu?

Karena bukan itu passion atau kecintaan yang mendasari kemauan dalam melakukannya, melainkan ketergesaan dalam keterpaksaan yang sifatnya jangka pendek atau hanya sekedar kegandrungan semata.

Kalau benar-benar didasari rasa cinta dalam mengerjakan sesuatu, maka tidak akan ada rasa bosan, tidak akan mengenal yang namanya putus harapan, melainkan menganggap semuanya sebagai tantangan dalam mencapai apa yang sesungguhnya diinginkan.

Jadikan blog untuk mengisi catatan keseharian kalau itulah yang menjadi passion kalian. Kalau menguasai bidang khusus tertentu dan ingin membaginya melalui blog juga merupakan strategi yang sangat baik.

Yang tidak kalah penting, jangan sampai niat yang tadinya ingin berbagi malah justru jadi beban, terlebih untuk diri sendiri.

Kesimpulan

Blog bisa diisi dengan apa saja yang bermanfaat dan layak untuk dibaca tanpa harus ikut-ikutan menulis apa yang orang lain tulis. Ada banyak hal yang bisa ditulis entah itu rutinitas keseharian, warta atau berita, pengetahuan umum, tips kesehatan atau bidang khusus lain yang dikuasai atau sesuai dengan apa yang menjadi kecintaan kalian.

Buatlah content secara bertahap, mulailah dari yang dirasa mudah terlebih dahulu sebelum mengarah pada yang lebih kompleks atau rumit seperti halnya menyusuri anak tangga, satu per satu, perlahan namun pasti.

Apa artikel ini membantu? suarakan opinimu di sesi komentar ya..:)